Wednesday, October 1, 2014

Logo Kabupaten Soppeng
Logo Kabupaten Soppeng
Kabupaten Soppeng adalah salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Watansoppeng. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.359,44 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 222.798 jiwa (2004).

Sejarah Soppeng diawali dengan munculnya "Tomanurung" dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai orang yang muncul seketika. Saat itu, masyarakat Soppeng tengah dilanda kegetiran dan kemiskinan ditambah dengan penderitaan rakyat, maka berkumpullah tokoh-tokoh masyarakat "tudang sipulung" untuk membahas masalah ini, di tengah pembicaraan mereka, seekor burung kakak tua (dalam bahasa Bugis dikenal sebagai "cakkelle"). Cakkelle ini terbang tepat di atas perkumpulan itu, sehingga para tokoh yang melihatnya merasa ada sesuatu yang lain dari cakkelle ini. Akhirnya pimpinan tudang sipulung menyuruh si Jumet, salah seorang toko masyarakat bersama dengan rekannya yang lain untuk mengikuti cakkelle tersebut.
Soppeng terletak pada depresiasi sungai Walanae yang terdiri dari daratan dan perbukitan dengan luas daratan ± 700 km2 serta berada pada ketinggian rata-rata antara 100-200 m di atas permukaan laut.

Luas daerah perbukitan Soppeng kurang lebih 800 km2 dan berada pada ketinggian rata-rata 200 m di atas permukaan laut. Ibukota Kabupaten Soppeng adalah kota Watansoppeng yang berada pada ketinggian 120 m di atas permukaan laut.
sumber artikel : wikipedia

Saturday, November 30, 2013

Logo Kabupaten Brebes
LOGO KABUPATEN BREBES
Keterangan :
Makna Lambang Daerah :
A.    Makna Bentuk dan Motif dalam Lambang :
1.    Daun lambang daerah yang berbentuk Dasar Segi Lima
Melambangkan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila, sedangkan Warna Biru menunjukan adanya Daerah Pantai dan Pegunungan. Puncak Segi Lima menunjukan puncak gunung sedangkan lengkung-lengkungnya menunjukan gelombang lautan.
2.    Makna dan motif – motif didalam lambang
a.    Bintang
Bintang bersudut lima berwarna kuning emas melambangkan bahwa masyarakat Brebes adalah makluk yang berKetuhanan Yang Maha Esa.
b.    Kapas dan Padi
Melambangkan Sandang Pangan
c.    Bentuk Bulat Telur serta Gambar Bawang Merah
Melambangkan bahwa Telur Asin serta gambar Bawang Merah merupakan hasil spesifik daerah.
d.    Lima Akar
Melambangkan bahwa rakyat dan Pemerintahan Daerah adalah Pelaksana Demokrasi Pancasila.
e.    Perpaduan antara Tujuh Belas Butir Padi, Delapan Buah Kapas Empat Puluh Lima Mata Rantai
Melambangkan titi mangsa Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945.
f.    Perpaduan Tiga Umbi Bawang Merah dan Lima Akar yang berwarna hitam, puncak bawang yang merupakan nyala api yang tak kunjung padam berjumlah lima.
Melambangkan kehidupan Demokrasi (Legislatif, Eksekutif, Yudikatif) yang harus dilaksanakan secara dinamis dalam bentuk Demokrasi Pancasila.
g.    Sebuah Pita Putih bergaris tepi Hitam yang menyambungkan padi dan kapas ditengahnya bertuliskan : Mangesti Wicara Ebahing Praja dengan warna hitam yang menunjukan bahwa Rakyat Brebes bertekad untuk membangun daerahnya guna mewujudkan kesejahteraan bersama dalam rangka membagun Bangsa dan Negara Kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
B.    Makna Warna
a.    Putih               : Kejujuran/kesucian
b.    Kuning Emas  : Kesatuan/keagungan/kemuliaan/kebijaksanaan
c.    Merah             : Keberanian
d.    Hijau              : Kemakmuran/kerukunan
e.    Hitam              : Keteguhan/keabadian
f.    Biru                 : Kedamaian/kesetiaan
C.    Sesanti
Sesanti Daerah adalah Mangesthi Wicara Ebahing Praja
(1)    Arti Sesanti Daerah kata demi kata adalah :
       a.    Mangesthi : Menuju, menginginkan, menghendaki, mengusahakan, bertekad.
       b.    Wicara : Bicara, cerita, riwayat, pembicaraan, rembug, musyawarah, mufakat, kebulatan tekad.
       c.    Ebah(ing) : Gerak, kegiatan, bekerja, membangun
       d.    Praja : Pemerintahan, Negara, kegiatan – kegiatan kenegaraan.
(2)    Arti keseluruhan sesanti daerah adalah bahwa rakyat bersama Pemerintah Daerah Brebes bertekad  (Mangesthi)      untuk membangun daerahnya guna mewujudkan kesejahteraan bersama dalam rangka membangun (Ebahing) Negara (Praja) dan Bangsa.
(3)    Arti Surya Sengkala Mangesthi Wicara Ebahing Praja
       -    Mangesthi     berwatak : 8
       -    Wicara         berwatak : 7
       -    Ebah (ing)     berwatak : 6
       -    Praja         berwatak : 1
Dengan demikian Magesthi Wicara Ebahing Praja mengandung makna tahun matahari/masehi :1678 tahun ini adalah berdirinya Pemerintahan Brebes dengan titi mangsa 18 Januari 1678 yang ditandai dengan dilantiknya Bupati Brebes yang pertama, yaitu Raden Arya Suralaya.
dikutip dari : http://brebeskab.go.id
Logo Kota Pekalongan
LOGO KABUPATEN PEKALONGAN
1. Dasar Hukum
Surat Keputusan DPRGR Kabupaten Pekalongan nomor 1/PD/DPRGR/II/1967 tentang Lambang Daerah tanggal 29 Agustus 1967 dan nomor 1/PD/DPRGR/II/1971 tentang Penggunaan Lambang Daerah tanggal 16 Pebruari 1971.
2. Bentuk, Isi Lambang, Ukuran serta Warna - Warnanya.
Lambang daerah Kabupaten Pekalongan berbentuk perisai bersayap dalam ukuran segi empat bujur sangkar dengan perbandingan panjang dan lebar 1:1. Dari atas kebawah berisikan lukisan-lukisan
  1. Bintang bersudut lima berwarna kuning emas.
  2. Perisai tiga warna, berurutan dari kiri ke kanan kuning, sawo matang 9 coklat muda dan coklat tua). Ukuran luas warna coklat muda setengah luas perisai.
  3. Ditengah perisai terlukis sebuah keris lurus terhunus berwarna hitam.
  4. Laut biru dan ikan berwarna putih.
  5. Padi warna kuning dengan daun berwarna hijau memangku perisai. Jumlah butiran padi sebelah kanan 23 biji sebelah kiri 22 biji jumlah keduanya 45 biji.
  6. Pita teratur berlukiskan batik jlamprang berisikan 8 ceplok bungan.
  7. Elar atau sawat (sayap berekpak) berwarna kuning bergaris hijau. Jumlah elar (bulu elar) sebelah kanan 9 helai sebelah kiri 8 helai, jumlah seluruh elar 17 helai.

3. Makna dan Isi Lambang.
  1. Bintang, melambangkan Ketuhanan yang Maha Esa mencerminkan bahwa warga / penduduk Kabupaten Pekalongan umumnya meyakini dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Sudut Lima pada Bintang, melambangkan Pancasila. Masyarakat di Kabupaten Pekalongan meyakini bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum dalam mengurus, mengatur dan membina daerah.
  3. Perisai Tiga Warna, melambangkan bahwa warga penghuni Kabupaten Pekalongan, terdiri dari warga negara yang berbeda asal, ras, kebangsaannya tetapi tetap bersatu padu. Warna kuning mewakili ras tionghoa, coklat muda ras asli Indonesia, dan coklat tua mewakili ras arab. Ras asli merupakan penghuni yang utama atau lajer (pokok). Dilukiskan di tengah perisai, melambangkan bahwa ras asli merupakan pihak yang merangkum kedua ras lainnya sehingga terjalain hubungan dalam kehidupan baik jasmaniah dan rohaniah.
  4. Keris, melambangkan jiwa patriotisme rakyat Kabupaten Pekalongan yang abadi, dalam membela dan membina serta membangun daerah maupun tanah air Indonesia.
  5. Laut dan Ikan, melambangkan bahwa sebagian kehidupan rakyat Kabupaten Pekalongan dari laut (nelayan).
  6. Padi Memangku Perisai, melambangkan kemakmuran daerah, serta merupakan sumber kehidupan serta makanan pokok rakyat. Jumlah butiran 45 biji melambangakan tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
  7. Pita Batik Jlamprang, melambangkan salah satu kesenian rakyat Kabupaten Pekalongan yaitu batik Pekalongan yang merupakan kehidupan rakyat. Ceplok bunga berjumlah 8 melambangkan bulan Agustus.
  8. Elar (sawat), melambangkan cita-cita rakyat yang dinamis, cinta damai, menuju arah keagungan daerah dan peri kehidupan yang adil dan makmur serta lahir dan batin.

MOTTO KABUPATEN PEKALONGAN

Untuk mendayagunakan kegiatan pembangunan daerah secara merata diperlukan suatu acuan untuk memotivasi, menggerakkan dan mengerahkan seluruh potensi masyarakat Kabupaten Pekalongan  Motto Kabupaten Pekalongan adalah Kota " SANTRI " merupakan singkatan dari Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapih dan Indah.
dikutip dari : http://www.pekalongankab.go.id
Logo Kabupaten Banjarnegara
LOGO KABUPATEN BANJARNEGARA
Kabupaten Banjarnegara, adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibukotanya namanya juga Banjarnegara. Kabupaten Banjarnegara terletak di antara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di Utara, Kabupaten Wonosobo di Timur, Kabupaten Kebumen di Selatan, dan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di Barat.

Geografi

Bentang alam berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis, wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

    Zona Utara, adalah kawasan pegunungan yang merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, Pegunungan Serayu Utara. Daerah ini memiliki relief yang curam dan bergelombang. Di perbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang terdapat beberapa puncak, seperti Gunung Rogojembangan dan Gunung Prahu. Beberapa kawasan digunakan sebagai obyek wisata, dan terdapat pula tenaga listrik panas bumi. Pada sebelah utara meliputi Kecamatan : Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Pagentan, Pejawaran, Batur, Karangkobar, Madukara
    Zona Tengah, merupakan zona Depresi Serayu yang cukup subur. Bagian wilayah ini meliputi Kecamatan : Banjarnegara, Madukara, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Wanadadi, Banjarmangu, Rakit
    Zona Selatan, merupakan bagian dari Pegunungan Serayu, merupakan daerah pegunungan yang berrelif curam. Meliputi Kecamatan : Pagedongan, Banjarnegara, Sigaluh, Mandiraja, Bawang, Susukan

Topografi

Topografi wilayah ini sebagian besar (65% lebih) berada di ketinggian antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara rinci pembagian wilayah berdasarkan topografi.

    Kurang dari 100 m dari permukaan air laut, meliputi luas 9,82 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Susukan dan Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwanegara dan Bawang.
    Antara 100 - 500 m dari permukaan air laut, meliputi luas 37,04 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Punggelan, Wanadadi, Rakit, Madukara, sebagian Susukan, Mandiraja, Purwanegara, Bawang, Pagedongan, Banjarmangu dan Banjarnegara.
    Antara 500 -1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 28,74% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Banjarnegara, Pagedongan dan Banjarmangu.
    Lebih dari 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 24,40% dari seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan Pejawaran, Batur, Wanayasa, Kalibening, Pandanarum, Karangkobar dan Pagentan.

Sungai Serayu mengalir menuju ke Barat, serta anak-anak sungainya termasuk Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sumber irigasi pertanian.

Wilayah kabupaten Banjarnegara memiliki iklim tropis, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun, serta suhu rata-rata 20°- 26° C.
Pembagian administratif

Kabupaten Banjarnegara terdiri atas 20 kecamatan, yang dibagi lagi atas 273 desa dan 5 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Banjarnegara.

Kota-kota kecamatan yang cukup signifikan adalah: Mandiraja dan Klampok.
dikutip dari wikipedia
Logo kabupaten Aceh Barat
Kabupaten Aceh Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum pemekaran, Aceh Barat mempunyai luas wilayah 10.097.04 km² atau 1.010.466 Ha dan merupakan bagian wilayah pantai barat dan selatan kepulauan Sumatera yang membentang dari barat ke timur mulai dari kaki gunung Geurutee (perbatasan dengan Aceh Besar) sampai ke sisi Krueng Seumayam (perbatasan Aceh Selatan) dengan panjang garis pantai sejauh 250 km. Sesudah dimekarkan luas wilayah menjadi 2.927,95 km².

Wilayah bagian barat Kerajaan Aceh Darussalam mulai dibuka dan dibangun pada abad ke-16 atas prakarsa Sultan Saidil Mukamil (Sultan Aceh yang hidup antara tahun 1588-1604), kemudian dilanjutkan oleh Sultan Iskandar Muda (Sultan Aceh yang hidup tahun 1607-1636) dengan mendatangkan orang-orang Aceh Rayeuk dan Pidie.

Daerah ramai pertama adalah di teluk Meulaboh (Pasi Karam) yang diperintah oleh seorang raja yang bergelar Teuku Keujruen Meulaboh, dan Negeri Daya (Kecamatan Jaya) yang pada akhir abad ke-15 telah berdiri sebuah kerajaan dengan rajanya adalah Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah dengan gelar Poteu Meureuhom Daya.

Tuesday, November 19, 2013

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atau disingkat Kabupaten Sitaro adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, beribukota di Ondong Siau. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007 tanggal 2 Januari 2007 dan diresmikan pada tanggal 23 Mei 2007 sekaligus dengan pelantikan PPS Bupati Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Drs. Idrus Mokodompit .

bunan. Hal ini terkait dengan jalur Sirkum Pasifik yang melintasi wilayah ini yang ditandai dengan keberadaan sejumlah gunung berapi yaitu Gunung Api Karangetang di Pulau Siau dan Gunung Api Ruang di Pulau Tagulandang yang hingga saat ini masih aktif menyemburkan material perut bumi sebagai pupuk alami. Keadaan tanah bergunung dan berbukit - bukit.
dikutip dari Wikipedia
Logo Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah
Logo pemerintah kabupaten Banggai
Logo Pemda Banggai
Kabupaten Banggai adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Luwuk. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 9.672 km² (data UU No 51/1999), dan berpenduduk sebanyak 332.240 jiwa (UU No 51/1999).

Kabupaten Banggai dulunya merupakan bekas Kerajaan Banggai yang meliputi wilayah Banggai daratan dan Banggai Kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan.

Kabupaten Banggai merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, baik berupa hasil laut (ikan, udang, mutiara, rumput laut dan sebagainya), aneka hasil bumi (kopra, sawit, coklat, beras, kacang mente dan lainnya) serta hasil pertambangan (nikel yang sedang dalam taraf eksplorasi) dan gas (Blok Matindok dan Senoro).

Wilayah Administratif

Luas wilayah Kabupaten Banggai 9.672,70 Km2 atau sekitar 14,22 persen dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Tengah dan wilayah teritorial laut 20.309,68 Km2 serta panjang garis pantai sepanjang 613,25 Km.

Kabupaten Banggai dengan Ibukota Luwuk hingga tahun 2009 secara administratif terdiri atas 18 kecamatan 339 desa/kelurahan. Wilayah Kabupaten Banggai sebagian besar terdiri dari pegunungan dan perbukitan, sedangkan daratan rendah yang ada pada umumnya terletak disepanjang pesisir pantai.

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 oleh BPS, jumlah penduduk Kabupaten Banggai mencapai 323.872 jiwa, terdiri dari laki-laki 165.266 jiwa dan perempuan 158.606 jiwa dengan sex rasio 104. Laju pertumbuhan penduduk 0,45 persen pertahun, sedangkan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 31 jiwa/km2.
dikutip dari Wikipedia
Logo Kabupaten Sigi adalah Provinsi Sulawesi Tengah
Logo Kabupaten Sigi
Kabupaten Sigi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibukotanya adalah Bora yang berada di Kecamatan Sigi Biromaru. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Donggala.

Objek Wisata

Taman Nasional Lore Lindu

Terdapat flora dan fauna endemik Sulawesi, seperti Anggrek Hitam, Kuskus, Babi Rusa, Anoa dan lain-lain. Taman Nasional Lore Lindu juga memliki keunikan, yaitu sebuah danau yang bernama "Lindu". Danau ini berada di wilayah kaki Gunung Nokilalaki dengan ketinggian 2355 meter diatas permukaan laut. Kata Lindu sendiri dalam bahasa Kaili adalah Bolut. Danau Lindu menjadi sumber mata pencaharian masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai nelayan ikan air tawar.

Desa Pakuli

Di desa ini kita dapat menyaksikan burung Maleo bertelur. Kawasan ini berlokasi di Kecamatan Gumbasa yang berjarak 41 km dari kota Palu, ibu kota provinsi Sulawesi Tengah.
dikutip dari Wikipedia
Logo Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara
Logo kabupaten Muna
Logo Pemda Muna
Kabupaten Muna adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia, dengan Ibu kota di Raha. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.887 km² dan berpenduduk sebanyak 304.753 jiwa (2005).
Secara administratif Kabupaten Muna terdiri dari 33 kecamatan definitif, selanjutnya terbagi atas 220 desa, 39 kelurahan dan 1 unit pemukiman transmigrasi (UPT).

Komposisi desa berdasarkan klasifikasi desa adalah sebanyak 293 desa tidak termasuk (UPT) dan keseluruhan terdiri dari desa swakarya dan desa swadaya dan desa swakarya masing masing sebanyak 227 desa (77,47%) kategori swadaya mula, (89,16%) dan desa swakarya sebanyak 31 desa atau 10,38% dari seluruh desa dan kelurahan yang telah diklarifikasi.
dikutip dari Wikipedia

Sunday, November 10, 2013

Logo Kabupaten Toli Toli

Bentuk Perisai
Jantung
:
:
 
Kepahlawanan dan Patriotisme
Persatuan
Bintang
Melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Pohon Kelapa:Pohon serba guna yang menjadi perekonomian masyarakat sejak dulu hingga sekarang.
5 biji buah kelapa Dan 5 buah pelepah Kelapa:Mengandung makna mewujudkan dan mengamalkan pancasila sebagai falsafah Negara.
45 buah daun kelapa.:Menggambarka Undang-undang Dasar 1945.
Lingkaran Putih:Gambaran kasih saying dan persaudaraan yang tulus antar penduduk yang berdomisili di daerah ini.
Padi dan Kapas:Sandang dan pangan atau lambing kesejahteraan dan kemakmuran.
Dua buah Cengkeh:Gambaran Do’a dan pengharapan yang artinya hubungan vertical antara seorang hamba dengan Tuhannya dan sekaligus cengkeh adalah salah satu komoditi andalan yang banyak diusahakan masyarakat Kabupaten Tolitoli.
Rumah Adat Tolitoli dan Pintu:Lambang Kelembagaan dan kewibawaan tempat bermusyawarah dan mencari mufakat yang melahirkan produk hukum yang adil, tegas dan beradab sejalan dengan Visi dan Misi serta Paradigma baru yang menyinari daerah ini (Bonja Lipuku).
Dua ekor Lumba-lumba:Sifat masyarakat Tolitoli yang ramah tamah dan bergotongroyong.
Tiga riak air:Gambaran Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Datang’
Masa Lalu adalah sebuah kisah legenda tentang 3 (tiga) anak manusia ”tau totolu” yang merupakan cikal bakal lahirnya manusia pertama di Tolitoli dan berdirinya daerah ini.
Masa Kini adalah kehidupan didalam reformasi, transparansi dan demokrasi.
Masa Datang adalah regenerasi dalam kehidupan dan pelanjut serta penentu maju mundurnya daerah ini yang berakar dari masa lalu.
Garis Lintang
:
Ikatan batin dengan daerah-daerah lain si Sulawesi tengah.

ARTIKEL : wikipedia
Logo Kabupaten Pohuwato
Kabupaten Pohuwato adalah kabupaten yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Boalemo. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 yang ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.
Hingga September 2011, Kabupaten Pohuwato terdiri atas 13 kecamatan, 2 kelurahan dan 79 desa dengan jumlah penduduk 128.771 jiwa (SP 2010), serta luas 4.244,31 km² (SP 2010) sehingga tingkat kepadatan penduduknya adalah 30,34 jiwa/km².

Pembagian wilayah kecamatan di Kabupaten Pohuwato adalah sebagai berikut:

    Buntulia,
    Dengilo,
    Duhiadaa,
    Lemito,
    Marisa,
    Paguat,
    Patilanggio,
    Popayato,
    Popayato Barat,
    Popayato Timur,
    Randangan,
    Taluditi, dan
    Wanggarasi.
dikutip dari Wikipedia
Lambang Daerah Kabupaten Boalemo
Lambang Daerah Kabupaten Boalemo dimuat dalam bentuk segi Lima, yang melambangkan 5 (lima) Sila Pancasila ;
Lambang Daerah Kabupaten Boalemo memuat kondisi Geografis dan potensi alam Boalemo antara lain ;
  • · Gunung
  • · Laut
  • · Kelapa
  • · Sawah
Dan indentitas Hewan Langka di Kabupaten Boalemo yaitu Burung Maleo
Lambang Daerah Kabupaten Boalemo memuat senjata khas masyarakat Boalemo yaitu keris ( Bituo ) ;
Warna Dasar / Arsir Hijau yang merupakan warna adat ( linula ) Boalemo melambangkan kesejahteraan Masyarakat Boalemo ;
Atribut lambang Kabupaten Boalemo memuat symbol padi dan kapas yang melambangkan kesejahteraan Masyarakat Boalemo ;
Landasan bingkai lambang kabupaten Boalemo bertuliskan Kabupaten Boalemo ;
Ukuran lambang Kabupaten Boalemo disesuaikan dengan kabutuhan dimana lambang itu akan ditempatkan.
Pemaknaan Simbol / Warna dalam Logo :
Gunung                                : Melambangkan sumber potensi alam ilayah Kabupaten Boalemo
Sawah / Ladang                : Melambangkan potensi pangan di kabupaten Boalemo
Kelapa  : Melambangkan salah satu komoditas yang dihasilkan oleh masyarakat Boalemo
Laut : Melambangkan Potensi Kelautan dan Perikanan serta Pariwisata
Burung Maleo   : Melambangkan hewan langka terdapat di kabupaten Boalemo
Keris ( Bituo )     : Melambangkan kesiapan dan rasa percaya diri Masyarakat Boalemo.
Padi dan Kapas  : Melambangkan kesejahteraan Masyarakat sebagai cota-cita kemakmuran masyarakat Boalemo
Landasan / Bingkai : Landasan / Bingkai yang bertuliskan  Kabupaten Boalemo yang ditandai dengan warna hitam diatas putih melambangkan keabsahan Pemerintah (pemerintah Boalemlo)
Warna   :
1.    Hijau melambangkan warna adat ( Linula ) Boalemo yang tidak bisa di ubah-ubah lagi karena warna ini adalah merupakan ciri khas warna jeruk dan menjadi nama keharuman Masyarakat Boalemo.
2.    Hijau Tua melambangkan Hukum dan Kekayaan alam
3.    Kuning melambangkan kemakmuran Rakyat Indonesia (sebagai cita-cita Masyarakat Boalemo)
4.    Biru muda melambangkan langit
5.    Biru Tua melambangkan laut
6.    Hitam diatas putih melambangkan keabsahan  Pemerintah (Pemerintah Boalemo)
Sejarah Kabupaten Boalemo
Pembentukan daerah otonom di Indonesia seringkali dikaitkan dengan dua hal, yakni bagian dari daerah kerajaan masa lampau dan pembagian daerah menurut aturan kolonial Belanda. Berdasarkan data historis, Boalemo pada abad ke-17 pernah menjadi sebuah daerah kerajaan, wilayahnya mencakup bagian barat Gorontalo. Ketika Belanda berkuasa sistem pemerintahan beberapa kali mengalami perubahan. Dalam Lembaran Negara tahun 1925 Nomor 262, Keresidenan Gorontalo dibagi menjadi dua wilayah pemerintahan, yakni; 1) Onder AfdelingGorontalo dengan Onder distriknya, meliputi Atinggola, Kwandang, Sumalata, Batudaa, Tibawa, Gorontalo, Telaga, Tapa, Kabila, Suwawa dan Bonepantai, 2) Onder Afdeling Boalemo denganOnder distriknya, meliputi Paguyaman, Tilamuta dan Paguat.
Pada tahun 1946, ketika Sulawesi menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur, keswaprajaan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 perihal pemebentukan Daerah Tingkat II di seluruh Sulawesi. Dalam UU ini Boalemo menjadi salah satu kawedanan dalam wilayah Kabupaten Gorontalo. Status kewedanan Boalemo berlaku sampai dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 yang selanjutnya disusul oleh Permendagri Nomor 132 tahun 1978 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pembantu Bupati/Walikotamadya.
Kemudian bekas Kewedanan Boalemo berubah menjadi Pembantu Bupati Wilayah Kerja Paguat yang meliputi lima kecamatan, yakni ; Paguyaman, Tilamuta, Marisa, Popayato. Menengok sejarah Boalemo pada masa lalu, serta mempertimbangkan jarak kendali pemerintahan Kabupaten Gorontalo yang berpusat di Limboto, maka kemudian berkembang aspirasi pembentukan daerah otonom baru. Apalagi saat itu dukungan telah disuarakan oleh Bupati Gorontalo dan DPRD setempat, juga adanya dukungan dari Gubernur dan DPRD Sulawesi Utara sebelum berpisah Gorontalo menjadi provinsi. Kemudian Presiden RI dan DPR RI menetapkan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 1999, tanggal 4 Oktober 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Boalemo (Lembaran Negara RI tahun 1999 Nomor 178, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3899).
Kemudian secara resmi Kabupaten Boalemo berdiri setelah diundangkannya pada tanggal 12 Oktober 1999. Pada saat berdiri Kabupaten Boalemo meliputi 5 wilayah kecamatan, yaitu; Kecamatan Paguat, Kecamatan Marisa, Kecamatan Popayato, Kecamatan Paguyaman, Kecamatan Tilamuta,. Melihat perkembangan dan dinamika masyarakat Boalemo yang terjadi, serta Provinsi Gorontalo telah terbentuk maka pada tahun 2003 Boalemo dimekarkan lagi. Pada tanggal 27 Januari 2003 Kabupaten Pohuwato berdiri, wilayah ini tadinya merupakan bagian dari Kabupaten Boalemo yang meliputi Kecamatan Paguat, Kecamatan Marisa, Kecamatan Lemito, dan Kecamatan Popayato. Pembentukan Kabupaten Pohuwato sekaligus mengakhiri polemik ditengah masyarakat Kabupaten Boalemo, sebab didalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 50 tahun 1999 menyebutkan bahwa Kabupaten Boalemo dalam jangka waktu lima tahun harus memindahkan ibu kotanya dari Tilamuta ke Marisa.

Sumber Berita: www.teraskreasi.com

Friday, November 8, 2013

Logo Kabupaten Donggala
Logo Kabupaten Donggala
Kabupaten Donggala adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Banawa. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 10.472 km² dan berpenduduk sebanyak 409.488 jiwa (2000).

Sejarah Kabupaten Donggala Sebelum ditaklukkan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1904 wilayah Kabupaten Donggala adalah wilayah Pemerintah raja-raja yang berdiri sendiri-sendiri yaitu :

   Kerajaan Palu
   Kerajaan Sigi Dolo
   Kerajaan Kulawi
   Kerajaan Biromaru
   Kerajaan Banawa
   Kerajaan Tawaili
   Kerajaan Parigi
   Kerajaan Moutong

Friday, November 1, 2013

Logo Kabupaten Konawe Selatan
Logo Kabupaten Konawe Selatan
Kabupaten Konawe Selatan adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Andoolo. Kabupaten ini berasal dari hasil pemekaran Kabupaten Kendari yang disahkan dengan UU Nomor 4 tahun 2003, tanggal 25 Februari 2003.

PDRB tahun 2004 atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 881.073.86,- juta atau naik sebesar 19,42% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp. 737.798,75,- juta. Atas dasar harga konstan 2000, PDRB tahun 2004 adalah sebesar Rp. 632.029,93,- juta atau naik sekitar 11,25% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp. 568.115,87,-

PDRB perkapita atas dasar harga berlaku meingkat dari Rp. 3.282.490,17,- pada tahun 2003 menjadi Rp. 3.520.394.84,- pada tahun 2004 atau meningkat sebesar 7,25%, sementara atas dasar harga konstan naik dari Rp. 2.525.321.68,- pada tahun 2004 menjadi Rp. 2.525.321,68,- pada tahun 2003 atau menurun 0,09%.

Berdasarkan hasil sensus tahun 2005, penduduk yang berusia 10 tahun keatas sekitar 75,09 persen atau 173.742 jiwa, terdiri dari angkatan kerja yang meliputi bekerja sebesar 59,85 persen dan mencari kerja sebesar 40,15 persen atau 69.759 jiwa. Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada dinas tenaga kerja dan transmigrasi tahun 2005 sebanyak 2.764 jiwa. Dari 2.764 jiwa pencari kerja, 1.326 jiwa atau sekitar 47,97 persen berpendidikan SLTA, 954 jiwa atau sekitar 34,52 persen berpendidikan sarjana ke atas, 467 jiwa atau sekitar 16,90 persen berpendidikan DIII/sarjana muda dan untuk tingkat pendidikan yang lainnya masing-masing dibawah 10 persen.
sumber :wikipedia
Logo Kabupaten Kolaka
Logo Kabupaten Kolaka
Kabupaten Kolaka adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kolaka. Kabupaten Kolaka mencakup jazirah daratan dan kepulauan yang memiliki wilayah daratan seluas ± 691.838 ha, dan wilayah perairan (laut) diperkirakan seluas ± 15.000 Km² dan jumlah penduduk 314.812 jiwa. Dari luas wilayah tersebut Kabupaten Kolaka dibagi dalam 20 (dua puluh) kecamatan. Bupati Kolaka saat ini adalah DR. H. Buhari Matta, SE., M.Si.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kolaka tahun 2011 atas dasar harga konstan 2011 adalah Rp. 3,312,711.080.000,- dengan pertumbuhan PDRB dalam kurun waktu 2007–2011, yaitu tahun 2007 sebesar 9,23% dan tahun 2011 sebesar 13,07%.

Berdasarkan harga berlaku tahun dasar 2007 PDRB Perkapita pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 17,008,316.14,- sedangkan tahun 20011 sebesar Rp. 22,604,244.21,- sehingga dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami kenaikan.
sumber :wikipedia

Thursday, October 24, 2013

Logo Kabupaten Mamasa
Logo Kabupaten Mamasa
Kabupaten Mamasa adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Mamasa, sekitar 340 km dari Kota Makassar, dapat ditempuh sekitar 6 jam dengan menggunakan mobil dari kota Pare-Pare, pusat kawasan pengembangan ekonomi terpadu di propinsi Sulawesi Selatan sekitar 190 km.

Kabupaten Mamasa memiliki beberapa objek wisata, yaitu Wisata Budaya Kuburan Tedong-tedong di Kecamatan Balla, Minanga di Sesenapadang, Wisata Alam Air Terjun Sarambu, Permandian Air Panas di Desa Rambusaratu' Kecamatan Mamasa,wisata alam air terjun Sambabo dengan ketinggian +/- 100 meter di kecamatan Bambang Agro Wisata Perkebunan Markisa di Kecamatan Mamasa, Wisata Budaya Rumah Adat, Perkampungan Tradisional Desa Ballapeu, Tradisi Mebaba' dan Mangngaro di Nosu merupakan tradisi yang unik.
dikutip dari Wikipedia
Logo Kabupaten Luwu Utara
Logo Kabupaten Luwu Utara
Kabupaten Luwu Utara adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Masamba. Luwu Utara terletak pada koordinat 2°30'45"–2°37'30"LS dan 119°41'15"–121°43'11" BT. Secara geografis kabupaten ini berbatasan dengan provinsi Sulawesi Tengah di bagian utara, Kabupaten Luwu Timur di sebelah timur, Kabupaten Luwu di sebelah selatan dan Kabupaten Mamuju di sebelah barat.

Kabupaten Luwu Utara yang dibentuk berdasarkan UU No. 19 tahun 1999 dengan ibukota Masamba merupakan pecahan dari Kabupaten Luwu. Saat pembentukannya daerah ini memiliki luas 14.447,56 km2 dengan jumlah penduduk 442.472 jiwa. Dengan terbentuknya kabupaten Luwu Timur maka saat ini luas wilayahnya adalah 7.502,58 km2.

Secara administrasi terdiri 11 kecamatan 167 desa dan 4 kelurahan. Penduduknya berjumlah 250.111 jiwa (2003) atau sekitar 50.022 Kepala Keluarga yang sebagian besar (80,93%) bermata pencaharian sebagai petani, namun kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2003 hanya 33,31% atau sebanyak Rp. 4,06 triliun.
dikutip dari wikipedia
Logo Kabupaten Toraja Utara
Logo Kabupaten Toraja Utara
Kabupaten Toraja Utara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukotanya adalah Rantepao. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tana Toraja.

Caretaker Bupati Toraja Utara adalah Drs. Y.S. Dalipang yang dilantik oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 26 November 2008 di lapangan Bhakti Rantepao.

Namun dikarenakan Dalipang ikut mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Toraja Utara pada tanggal 11 November 2010, maka Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo melantik Caretaker Bupati Kabupaten Toraja Utara yang baru, yaitu Drs. Tautoto TR, S.H pada bulan Februari 2010 lalu.

Pada tanggal 31 Maret 2011, kabupaten Toraja Utara memiliki bupati dan wakil bupati definitif pertama yaitu pasangan SOBAT, Frederik Batti Sorring sebagai Bupati dan Frederik Buntang Rombelayuk sebagai wakil bupati untuk periode 2011-2016.
dikutipm dari wikipedia
Logo Kabupaten Pangkep
Logo Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (dahulu bernama Pangkajene Kepulauan, biasa disingkat Pangkep) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukotanya adalah Pangkajene. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.112,29 km², tetapi setelah diadakan analisis bersama Bakosurtanal, luas wilayah tersebut direvisi menjadi 12.362,73 km2 dengan luas wilayah daratan 898,29 km2 dan wilayah laut 11.464,44 km2.

Kabupaten Pangkep berpenduduk sebanyak ± 250.000 jiwa.

Asal kata Pangkajene dipercaya berasal dari sungai besar yang membelah kota Pangkep. Pangka berarti cabang dan Je'ne berarti air. Ini mengacu pada sungai yang membelah kota Pangkep yang membentuk cabang.
sumber artikel :wikipedia
Logo Kabupaten Soppeng - Watansoppeng
Logo Kabupaten Soppeng
Kabupaten Soppeng adalah salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Watansoppeng. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.359,44 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 222.798 jiwa (2004).

Sejarah Soppeng diawali dengan munculnya "Tomanurung" dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai orang yang muncul seketika. Saat itu, masyarakat Soppeng tengah dilanda kegetiran dan kemiskinan ditambah dengan penderitaan rakyat, maka berkumpullah tokoh-tokoh masyarakat "tudang sipulung" untuk membahas masalah ini, di tengah pembicaraan mereka, seekor burung kakak tua (dalam bahasa Bugis dikenal sebagai "cakkelle"). Cakkelle ini terbang tepat di atas perkumpulan itu, sehingga para tokoh yang melihatnya merasa ada sesuatu yang lain dari cakkelle ini. Akhirnya pimpinan tudang sipulung menyuruh si Jumet, salah seorang toko masyarakat bersama dengan rekannya yang lain untuk mengikuti cakkelle tersebut.
Soppeng terletak pada depresiasi sungai Walanae yang terdiri dari daratan dan perbukitan dengan luas daratan ± 700 km2 serta berada pada ketinggian rata-rata antara 100-200 m di atas permukaan laut.

Luas daerah perbukitan Soppeng kurang lebih 800 km2 dan berada pada ketinggian rata-rata 200 m di atas permukaan laut. Ibukota Kabupaten Soppeng adalah kota Watansoppeng yang berada pada ketinggian 120 m di atas permukaan laut.
sumber artikel : wikipedia