Sunday, November 10, 2013

Logo Kabupaten Toli Toli

Bentuk Perisai
Jantung
:
:
 
Kepahlawanan dan Patriotisme
Persatuan
Bintang
Melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Pohon Kelapa:Pohon serba guna yang menjadi perekonomian masyarakat sejak dulu hingga sekarang.
5 biji buah kelapa Dan 5 buah pelepah Kelapa:Mengandung makna mewujudkan dan mengamalkan pancasila sebagai falsafah Negara.
45 buah daun kelapa.:Menggambarka Undang-undang Dasar 1945.
Lingkaran Putih:Gambaran kasih saying dan persaudaraan yang tulus antar penduduk yang berdomisili di daerah ini.
Padi dan Kapas:Sandang dan pangan atau lambing kesejahteraan dan kemakmuran.
Dua buah Cengkeh:Gambaran Do’a dan pengharapan yang artinya hubungan vertical antara seorang hamba dengan Tuhannya dan sekaligus cengkeh adalah salah satu komoditi andalan yang banyak diusahakan masyarakat Kabupaten Tolitoli.
Rumah Adat Tolitoli dan Pintu:Lambang Kelembagaan dan kewibawaan tempat bermusyawarah dan mencari mufakat yang melahirkan produk hukum yang adil, tegas dan beradab sejalan dengan Visi dan Misi serta Paradigma baru yang menyinari daerah ini (Bonja Lipuku).
Dua ekor Lumba-lumba:Sifat masyarakat Tolitoli yang ramah tamah dan bergotongroyong.
Tiga riak air:Gambaran Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Datang’
Masa Lalu adalah sebuah kisah legenda tentang 3 (tiga) anak manusia ”tau totolu” yang merupakan cikal bakal lahirnya manusia pertama di Tolitoli dan berdirinya daerah ini.
Masa Kini adalah kehidupan didalam reformasi, transparansi dan demokrasi.
Masa Datang adalah regenerasi dalam kehidupan dan pelanjut serta penentu maju mundurnya daerah ini yang berakar dari masa lalu.
Garis Lintang
:
Ikatan batin dengan daerah-daerah lain si Sulawesi tengah.

ARTIKEL : wikipedia
Logo Kabupaten Pohuwato
Kabupaten Pohuwato adalah kabupaten yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Boalemo. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 yang ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.
Hingga September 2011, Kabupaten Pohuwato terdiri atas 13 kecamatan, 2 kelurahan dan 79 desa dengan jumlah penduduk 128.771 jiwa (SP 2010), serta luas 4.244,31 km² (SP 2010) sehingga tingkat kepadatan penduduknya adalah 30,34 jiwa/km².

Pembagian wilayah kecamatan di Kabupaten Pohuwato adalah sebagai berikut:

    Buntulia,
    Dengilo,
    Duhiadaa,
    Lemito,
    Marisa,
    Paguat,
    Patilanggio,
    Popayato,
    Popayato Barat,
    Popayato Timur,
    Randangan,
    Taluditi, dan
    Wanggarasi.
dikutip dari Wikipedia
Lambang Daerah Kabupaten Boalemo
Lambang Daerah Kabupaten Boalemo dimuat dalam bentuk segi Lima, yang melambangkan 5 (lima) Sila Pancasila ;
Lambang Daerah Kabupaten Boalemo memuat kondisi Geografis dan potensi alam Boalemo antara lain ;
  • · Gunung
  • · Laut
  • · Kelapa
  • · Sawah
Dan indentitas Hewan Langka di Kabupaten Boalemo yaitu Burung Maleo
Lambang Daerah Kabupaten Boalemo memuat senjata khas masyarakat Boalemo yaitu keris ( Bituo ) ;
Warna Dasar / Arsir Hijau yang merupakan warna adat ( linula ) Boalemo melambangkan kesejahteraan Masyarakat Boalemo ;
Atribut lambang Kabupaten Boalemo memuat symbol padi dan kapas yang melambangkan kesejahteraan Masyarakat Boalemo ;
Landasan bingkai lambang kabupaten Boalemo bertuliskan Kabupaten Boalemo ;
Ukuran lambang Kabupaten Boalemo disesuaikan dengan kabutuhan dimana lambang itu akan ditempatkan.
Pemaknaan Simbol / Warna dalam Logo :
Gunung                                : Melambangkan sumber potensi alam ilayah Kabupaten Boalemo
Sawah / Ladang                : Melambangkan potensi pangan di kabupaten Boalemo
Kelapa  : Melambangkan salah satu komoditas yang dihasilkan oleh masyarakat Boalemo
Laut : Melambangkan Potensi Kelautan dan Perikanan serta Pariwisata
Burung Maleo   : Melambangkan hewan langka terdapat di kabupaten Boalemo
Keris ( Bituo )     : Melambangkan kesiapan dan rasa percaya diri Masyarakat Boalemo.
Padi dan Kapas  : Melambangkan kesejahteraan Masyarakat sebagai cota-cita kemakmuran masyarakat Boalemo
Landasan / Bingkai : Landasan / Bingkai yang bertuliskan  Kabupaten Boalemo yang ditandai dengan warna hitam diatas putih melambangkan keabsahan Pemerintah (pemerintah Boalemlo)
Warna   :
1.    Hijau melambangkan warna adat ( Linula ) Boalemo yang tidak bisa di ubah-ubah lagi karena warna ini adalah merupakan ciri khas warna jeruk dan menjadi nama keharuman Masyarakat Boalemo.
2.    Hijau Tua melambangkan Hukum dan Kekayaan alam
3.    Kuning melambangkan kemakmuran Rakyat Indonesia (sebagai cita-cita Masyarakat Boalemo)
4.    Biru muda melambangkan langit
5.    Biru Tua melambangkan laut
6.    Hitam diatas putih melambangkan keabsahan  Pemerintah (Pemerintah Boalemo)
Sejarah Kabupaten Boalemo
Pembentukan daerah otonom di Indonesia seringkali dikaitkan dengan dua hal, yakni bagian dari daerah kerajaan masa lampau dan pembagian daerah menurut aturan kolonial Belanda. Berdasarkan data historis, Boalemo pada abad ke-17 pernah menjadi sebuah daerah kerajaan, wilayahnya mencakup bagian barat Gorontalo. Ketika Belanda berkuasa sistem pemerintahan beberapa kali mengalami perubahan. Dalam Lembaran Negara tahun 1925 Nomor 262, Keresidenan Gorontalo dibagi menjadi dua wilayah pemerintahan, yakni; 1) Onder AfdelingGorontalo dengan Onder distriknya, meliputi Atinggola, Kwandang, Sumalata, Batudaa, Tibawa, Gorontalo, Telaga, Tapa, Kabila, Suwawa dan Bonepantai, 2) Onder Afdeling Boalemo denganOnder distriknya, meliputi Paguyaman, Tilamuta dan Paguat.
Pada tahun 1946, ketika Sulawesi menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur, keswaprajaan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 perihal pemebentukan Daerah Tingkat II di seluruh Sulawesi. Dalam UU ini Boalemo menjadi salah satu kawedanan dalam wilayah Kabupaten Gorontalo. Status kewedanan Boalemo berlaku sampai dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 yang selanjutnya disusul oleh Permendagri Nomor 132 tahun 1978 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pembantu Bupati/Walikotamadya.
Kemudian bekas Kewedanan Boalemo berubah menjadi Pembantu Bupati Wilayah Kerja Paguat yang meliputi lima kecamatan, yakni ; Paguyaman, Tilamuta, Marisa, Popayato. Menengok sejarah Boalemo pada masa lalu, serta mempertimbangkan jarak kendali pemerintahan Kabupaten Gorontalo yang berpusat di Limboto, maka kemudian berkembang aspirasi pembentukan daerah otonom baru. Apalagi saat itu dukungan telah disuarakan oleh Bupati Gorontalo dan DPRD setempat, juga adanya dukungan dari Gubernur dan DPRD Sulawesi Utara sebelum berpisah Gorontalo menjadi provinsi. Kemudian Presiden RI dan DPR RI menetapkan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 1999, tanggal 4 Oktober 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Boalemo (Lembaran Negara RI tahun 1999 Nomor 178, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3899).
Kemudian secara resmi Kabupaten Boalemo berdiri setelah diundangkannya pada tanggal 12 Oktober 1999. Pada saat berdiri Kabupaten Boalemo meliputi 5 wilayah kecamatan, yaitu; Kecamatan Paguat, Kecamatan Marisa, Kecamatan Popayato, Kecamatan Paguyaman, Kecamatan Tilamuta,. Melihat perkembangan dan dinamika masyarakat Boalemo yang terjadi, serta Provinsi Gorontalo telah terbentuk maka pada tahun 2003 Boalemo dimekarkan lagi. Pada tanggal 27 Januari 2003 Kabupaten Pohuwato berdiri, wilayah ini tadinya merupakan bagian dari Kabupaten Boalemo yang meliputi Kecamatan Paguat, Kecamatan Marisa, Kecamatan Lemito, dan Kecamatan Popayato. Pembentukan Kabupaten Pohuwato sekaligus mengakhiri polemik ditengah masyarakat Kabupaten Boalemo, sebab didalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 50 tahun 1999 menyebutkan bahwa Kabupaten Boalemo dalam jangka waktu lima tahun harus memindahkan ibu kotanya dari Tilamuta ke Marisa.

Sumber Berita: www.teraskreasi.com