Wednesday, October 1, 2014

Logo Kabupaten Soppeng
Logo Kabupaten Soppeng
Kabupaten Soppeng adalah salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Watansoppeng. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.359,44 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 222.798 jiwa (2004).

Sejarah Soppeng diawali dengan munculnya "Tomanurung" dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai orang yang muncul seketika. Saat itu, masyarakat Soppeng tengah dilanda kegetiran dan kemiskinan ditambah dengan penderitaan rakyat, maka berkumpullah tokoh-tokoh masyarakat "tudang sipulung" untuk membahas masalah ini, di tengah pembicaraan mereka, seekor burung kakak tua (dalam bahasa Bugis dikenal sebagai "cakkelle"). Cakkelle ini terbang tepat di atas perkumpulan itu, sehingga para tokoh yang melihatnya merasa ada sesuatu yang lain dari cakkelle ini. Akhirnya pimpinan tudang sipulung menyuruh si Jumet, salah seorang toko masyarakat bersama dengan rekannya yang lain untuk mengikuti cakkelle tersebut.
Soppeng terletak pada depresiasi sungai Walanae yang terdiri dari daratan dan perbukitan dengan luas daratan ± 700 km2 serta berada pada ketinggian rata-rata antara 100-200 m di atas permukaan laut.

Luas daerah perbukitan Soppeng kurang lebih 800 km2 dan berada pada ketinggian rata-rata 200 m di atas permukaan laut. Ibukota Kabupaten Soppeng adalah kota Watansoppeng yang berada pada ketinggian 120 m di atas permukaan laut.
sumber artikel : wikipedia
Logo Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS
BPJS.Info adalah sebuah situs yang khusus dibuat sebagai media sosialisasi atas Informasi mengenai Badan Penyelengara Jaminan Sosial di Indonesia. Kami berusaha untuk membuat seluruh masyarakat Indonesia dapat mengerti dan memahami dengan jelas fungsi dan keuntungan dari diberlakukannya Jaminan Sosial di Indonesia.
 
Kami yakin upaya sosialisasi yang kami lakukan dapat membantu setiap pihak yang berkepentingan untuk ikut menjamin system jaminan sosial dapat berjalan dengan baik dan dapat berguna untuk kepentingan public atau untuk seluruh Rakyat Indonesia. Selamat membaca dan lebih mendalami system dan pelaksanaan jaminan sosial di Indonesia.

Artikel di kutip dari :  http://www.bpjs.info/profil/
Logo PT Perkebunan Nusantara ( PTPN ) IX Tahun 2014
PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) atau PTPN IX yang merupakan satu-satunya BUMN perkebunan di Jateng kemarin me-launching logo terbaru. Seiring dengan hal tersebut PTPN juga mencanangkan program Value Creation atau program pengembangan usaha di luar core bisnisnya.
”Pengembangan yang dilakukan seperti usaha aneka kayu yakni pohon jati, sengon dan jabon yang beberapa waktu lalu telah ditanam di beberapa kebun dan tahun ini telah memberikan kontribusinya,” ungkap Direktur Utama PTPN IX Adi Prasongko, kemarin seusai launching logo baru di kantor Direksi Semarang.
Lebih lanjut Adi mengatakan perubahan logo ini diharapkan dapat meningkatkan energi baru, dan semangat baru sehingga perusahaan dapat meraih kinerja yang lebih baik. ”Logo baru itu memvisualisasikan tentang bibit, batang, daun serta angka 9. Demikian juga warna hijau, biru dan kuning merupakan representasi dari arti perusahaan perkebunan yang profesional dengan SDM yang andal,” katanya.
Adi mengaku kepedulian sosial terhadap lingkungan, PTPN IX diwujudkan melalui Corporate Social Responsibility (CSR), program kemitraan, yakni bantuan bergulir terhadap mitra binaan dan Bina Lingkungan (BL) yakni bantuan terhadap fasilitas umum yang disalurkan melalui unit-unit kebun/pabrik gula. ”PTPN IX (Persero) ini membawahi 15 kebun dan 8 pabrik gula yang masing-masing dipimpin oleh administratur,” katanya.
Kepala Urusan Humas PTPN IX, Wahyudi mengatakan PTPN IX dalam perkembangannya tidak hanya bergerak di bidang tanaman semusim dan tahunan, tetapi telah merambah bidang agrowisata dan produk hilir seperti gula 9, kopi Banaran, sirup Pala, teh celup Kaligua dan teh serbuk Semugih. (hid/ric/ce1)

Sumber berita : http://radarsemarang.com/2014/05/24/ptpn-ix-launching-logo-baru/
Logo Kwartir Daerah Maluku Utara
Logo Kwarda Maluku Utara
KWARDA GERAKAN PRAMUKA MALUKU UTARA
Jln. Rambutan No. 194
Kelurahan Makasar Barat, lingkungan Ngidi,
Ternate 97724
Tlp (0921) 25261 Fax 25261, 21241

Kwarda Maluku Utara adalah kwada ke - 27 dari 33 Kwarda di Indonesia, sebelum menjadi Kwarda 27 maluku Utara dulunya adalah Kwarcab 25 Kwarda Maluku tapi setelah Kab. Maluku utara dimekarkan menjadi Propinsi ke 27 maka dengan sendirinya jg kwarcab maluku Utara harus mengikuti hal tersebut dan berubah menjadi Kwarda 27 Maluku Utara pada tahun 1999 dengan Logo seperti diatas.sumber http://scouthibualamo.blogspot.com/
Logo Kwartir Daerah Provinsi DI. Nanggroe aceh Darussalam
Logo Kwarda Aceh, Lambang Kwarda Aceh, Logo  cdr Kwarda Aceh, logo vector Kwarda Aceh, arti lambang Kwarda Aceh, gambar Kwarda Aceh, download logo Kwarda Aceh, gambar Logo Kwarda Aceh, vektor logo Kwarda Aceh gratis
Logo Kwarda Aceh

Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam hampir berusia 48 tahun. berdirinya kwartir daerah Gerakan Pramuka Aceh secara resmi pada tanggal 18 Agustus 1961. Hal ini berarti berdirinya Kwartir Daerah Aceh tak lama setelah lahirnya Gerakan Pramuka dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961.
Dalam kurun waktu tersebut Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam telah dipimpin oleh 12 orang ketua.
1.MAYOR ISHAK PAKEH1961 – 1962
2.ABDULLAH AMIN1962 – 1963
3.PUTEH MAUNY1963 – 1965
4.LETKOL. USMAN NYA’ GADE1965 – 1967
5.DRS. SAID M. IDRUS1967 – 1968
6.LETKOL. A. H. MAHDANI1968 – 1974
7.LETKOL. T. UBIT1974 – 1979
8.BRIGJEN. R.A. SALEH1979 – 1983
9.BRIGJEN. NANA NARUNDANA1983 – 1985
10.KOLONEL GASYIM AMAN1985 – 1987
11.MAYJEN. H.T. DJOHAN1987 – 2001
12.IR. H. AZWAR ABUBAKAR, MM2001 – 2007
13.MUHAMMAD NAZAR, S.AG2007-sekarang
Berpindah-Pindah KantorKwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam hingga sampai saat ini telah mengalami 3 (tiga) kali perpindahan kantor. Sejak tahun 1965 sampai dengan tahun 1989 Kwartir Daerah pertama sekali berkantor di Jalan W.R. Supratman no. 31-32 Peunayong Banda Aceh. Bangunan tersebut berupa pertokoan dua pintu berlantai dua yang diperoleh dari hibah dari Pepelrada Daerah Istimewa Aceh.
Bangunan kantor tersebut dirasakan kurang layak karena berada di pusat pertokoan dan perdagangan yang ramai dengan aktifitas transaksi dagang dan hiruk pikuknya arus lalu lintas berbagai macam kendaraan.
pada tahun 1989 kwartir daerah berkantor di bekas kantor musik Kodam I Iskandar Muda yang telah dilikuidasi ke Kodam Ii Bukit Barisan di Jalan Nyak Adam Kamil I Neusu Jaya Banda Aceh dengan status hak pakai. Bangunan kantor tersebut hanya terdiri dari 1 (satu) ruangan ketua, 1 (satu) ruangan staf dan 1 (satu) aula.
Pada tahun 1996 ketua Kwartir Daerah Brigjen H.T. Djohan, merintis usaha untuk mendirikan gedung Pramuka yang representatif. Gedung tersebut direncanakan berdiri di atas tanah milik Pemerintah Kota Banda Aceh yang terletak di Jalan Nyak Adam Kamil I Neusu Jaya Banda Aceh.
Untuk mewujudkan maksud tersebut dibentuklah panitia pelaksana pembangunan kantor Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Aceh dengan surat keputusan ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Aceh nomor : 027 tahun 1996 tanggal 1 oktober 1996. Panitia pembangunan kantor Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Aceh diketuai oleh Drs. M. Sahib Husainy (Waka I Kwarda Aceh).
Gedung tersebut direncanakan berlantai dua. luas bangunan lantai satu 84, 5 m2, lantai dua  187,5 m2. luas keseluruhannya 272 m2. peletakan batu pertama dilakukan oleh Ketua Kwartir Nasional Letjen (purn) H. Himawan soetanto bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan peringatan hari jadi pramuka ke – 35 tingkat Provinsi Daerah Istimewa Aceh di bumi perkemahan pramuka Krueng Jrue, Indrapuri – Aceh Besar.
Biaya pembangunan gedung tersebut diperoleh dari bantuan instansi pemerintah dan perusahaan swasta yang ada di Aceh. pada saat pembangunan gedung baru dalam proses pengerjaaan, di tahun 1999 digagaskan ide untuk menghidupkan kembali kodam Iskandar Muda guna mengantisipasi gangguan keamanan yang semakin meningkat di Aceh.
Berbagai persiapan dilakukan, termasuk akan memfungsikan kembali kantor sikdam, padahal pada saat itu gedung Kwartir Daerah belum selesai dibangun. namun keinginan menghidupkan kembali Kodam Iskanda Muda ternyata ditentang, tertutama oleh kalangan mahasiswa. penolakan tersebut memupus gagasan menghidupkan kembali kodam Iskandar Muda.
Kegagalan pembentukan kembali kodam iskandar muda berarti memberi kesempatan kepada kwartir daerah untuk terus menempati bangunan tersebut sampai bangunan baru selesai dikerjakan.


Gedung Baru
Pada bulan agustus 2000 Kwartir Daerah mulai menempati gedung baru. Gedung tersebut telah rampung dikerjakan namun belum selesai 100%. Selain belum memiliki pagar, gedung baru tersebut masih belum dicat dan masih berhalamankan tanah. Pekerjaan pengecatan dilakukan secara swakelola. para andalan bahu membahu menyelesaikan 

cat
 bangunan baru tersebut.
Pada hari sabtu tanggal 23 september 2000 bangunan baru tersebut diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh H. Ramli Ridwan, SH dalam rangkaian peringatan hari jadi Pramuka ke – 39 tingkat Propinsi Daerah Istimewa Aceh.
MUSHALLA WAQAF
Gedung Kwartir Daerah yang baru ternyata belum memiliki mushalla. Ketua Kwartir Daerah Mayjen H.T. Djohan mewaqafkan sebuah bangunan mushalla yang kemudian diberi nama Mushala Al-Ihklas.
Mushala tersebut diresmikan penggunaannya oleh Ketua Kwatir Daerah pada hari Kamis tanggal 1 Februari 2001. Mushala yang terletak di dibelakang gedung Kwartir Daerah memiliki luas 5 x 6 m. Di samping mushalla tersebut atas inisiatif Ketua Kwartir Daerah ditanami dengan pohon mangga dan nangka. Namun sebelum pohon nangka dan mangga tersebut tersebut sempat berbuah, Ka. Kwarda H.T. Djohan telah tiada.


KEPENGURUSAN KWARDA KINI
Pengurus Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam pada periode ini adalah produk Musyawarah Daerah – VII pada tanggal 26 – 29  Agustus 2001. Pengurus berjumlah 53 orang, dari komposisi pengurus tersebut 12 orang putri dan 41 orang putra.
Pembentukan pengurus tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor : 428/266/2001 tanggal 13 September 2001 tentang Pembentukan Pengurus Kwartir Daerah dan Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006 dan Surat Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 114 Tahun 2001 tanggal 4 Oktober 2001 tentang Susunan Pengurus Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006.

DINAMIKA KEPENGURUSAN DKD
Dewan Kerja Daerah Pramuka Penegak/Pandega Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006 adalah hasil Musppanitera Daerah – VII pada tanggal dan tahun yang sama dengan menyelenggaraan Musda – VII. Musppanitera – VII tersebut memilih ketua secara votting.
Dari hasil votting terpilih Sofyati Alfyana, SH dari Dewan Kerja Cabang Kota Sabang sebagai Ketua terpilih. Susunan Pengurus Dewan Kerja Pramuka Penegak/Pandega Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006 ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Nomor : 012 Tahun 2002 tanggal 15 Mei 2002.
Dalam perjalanannya kepengurusan Dewan Kerja Daerah  sampai saat ini mengalami pergantian ketua sebanyak 3 (tiga) kali. Baru beberapa bulan berjalan karena adanya pengurus yang mengundurkan diri, dikeluarkanlah Surat Keputusan Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 030 Tahun 2002 tanggal 14 Oktober 2002 tentang Penyempurnaan Susunan Pengurus Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006. Penyempurnaan pengurus tersebut dilakukan dengan penggantian ketua yang telah mengundurkan diri dan pemutasian beberapa orang anggota.
Untuk kedua kalinya kepengurusan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006 akan disempurnakan kembali karena Muliadi Mohar sebagai Ketua DKD dan beberapa orang anggota mengundurkan diri.
Untuk menyusun dan menyempurnakan kembali kepengurusan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam masa bakti 2001 – 2006, diselenggarakan Rapat Pleno DKD sebagaimana yang telah diatur dalam PP 022 Tahun 1991 Bab VII tentang Kepengurusan.
Rapat pleno  tersebut dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 18 Mei 2003 untuk melakukan pemilihan ulang ketua DKD. Dari 2 (dua) orang calon yang dianggap memenuhi syarat sebagaimana yang telah diatur dalam PP 022 Tahun 1991, M. Ryan Abdilla terpilih secara voting.
Kepengurusan hasil Rapat Pleno ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Nomor : 018 Tahun 2003 tanggal 31 Mei 2003 tentang Penyempurnaan Susunan Pengurus Dewan Kerja Pramuka Penegak/Pandega Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006.
Walaupun situasi dan kondisi Nanggroe Aceh Darussalam masih dalam status darurat militer, berbagai kegiatan kepramukaan tetap diupayakan berjalan. Pramuka di manapun berada tetap ingin menjadi pelita ditengah gegelapan dan …… di sanalah aku berdiri. Jadi Pandu ibuku.
Kwarda Nad Pasca Gempa Bumi Dan Tsunami
Minggu, 26 desember 2004 telah menorehkan lembar kelabu bagi bangsa Indonesia, khususnya penduduk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tanpa pernah disangka, pada pagi hari itu Nanggroe Aceh Darussalam dilanda gempa bumi dengan kekuatan  8,9 skala richter.
Gempa yang demikian kuatnya meluluhlantakan banyak bangunan, rumah penduduk, pertokoan, sekolah, perkantoran bahkan rumah ibadah. belum hilang rasa gamang, gelombang pasang tsunami datang menerjang. subhanallah, ternyata tak terbilang nyawa yang melayang.
Gempa bumi di pagi hari turut mengakibatkan kerusakan berat pada gedung  Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam. Di sana-sini gedung megah itu betonnya kini terbelah.
Dalam paket rekonstruksi dan rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias, gedung Kwartir Daerah dibongkar dan dibangun kembali pada tahun 2007. gedung Kwartir Daerah Gerakan Pramuka diresmikan pada tahun 2008 oleh bapak Gubernur, ketua BRR NAD-Nias, dan turut disaksikan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Peningkatan Anggaran Kegiatan Kepramukaan
Anggaran kegiatan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam yang bersumber dari APBA dari waktu ke waktu terus terjadi peningkatan.
Dalam kurun waktu 2001 – 2006, anggaran Kwartir Daerah, dibawah 1 milyar rupiah. Malah pernah tanpa ada bantuan 1 rupiah pun.
Untuk tahun 2007, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam mendapat bantuan 2 Milyar Rupiah, pada tahun 2008 mendapat anggaran sebesar 6 milyar rupiah.

Saturday, November 30, 2013

Logo Brigade Infanteri 7/Rimba Raya
Brigade Infanteri 7/Rimba Raya adalah satuan brigade infanteri di bawah Kodam I/Bukit Barisan, yang bersama 4 Brigif lainnya diresmikan kembali oleh KASAD Jenderal TNI Djoko Santoso pada tanggal 12 April 2007. Brigif ini bermarkas komando di Desa Galang Barat, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Saat ini Brigif 7/Rimba Raya dikomandani oleh Kolonel Inf Sachono SH Dan Kasbrigif 7/RR Letkol Inf Wawan Hermawan.

Brigif 7/Rimba Raya awalnya terbentuk pada tanggal 30 April 1962 namun kemudian Brigif 7/Rimba Raya dilikuidasi berdasarkan Surat Perintah Pangdam II/Bukit Barisan Nomor Sprin/211/XII/1984 tanggal 7 Desember 1984.

Dhuaja

Brigif 7/RR memiliki lambang satuan Dhuaja “RIMBA RAYA”. Arti lambang satuan tersebut adalah mencerminkan sifat-sifat prajurit yang berjiwa luhur meliputi: kesetian, kepatuhan, keberanian, mahir dan kejujuran di segala lapangan; ketetapan hati/kebulatan tekad dan keluhuran budi untuk mencapai kemenagan dan kejayaan bangsa dan negara; sebagai salah satu pasukan tempur dalam melaksanakan tugas sebagai pembela nusa dan bangsa/bhayangkari negara harus dapat menyesuaikan daya upaya dengan dasar-dasar keperwiraan dan berpedoman kepada Sapta Marga serta Sumpah Prajurit.

Batalyon organik

Sebagai tindak lanjut diaktifkannya kembali Brigif 7/Rimba Raya Kodam I/BB oleh KASAD dan sekaligus melantik pejabat dan Brigif-7/Rimba Raya pada tanggal 12 April 2007 yang lalu, maka pada hari Senin tanggal 30 April 2007 telah dilaksanakan upacara pengalihan Komando Pengendalian 3 Yonif yaitu:
  • Yonif 121/Macan Kumbang dan Yonif 122/Tombak Sakti yang semula dibawah kendali Korem 022/Pantai Timur dan
  • Yonif 125/Simbisa yang semula dibawah kendali Korem 023/Kawal Samudera.
dikutip dari Wikipedia
Logo Brigif Linud 19
Logo Brigif Linud 19
Dalam jajaran Kostrad, terdapat tiga Brigade Infanteri (Brigif) berkualifikasi lintas udara (linud), masing-masing adalah Brigif Linud 3/Tri Budi Mahasakti, Brigif Linud 17/Kujang I, dan Brigif Linud 18/Trisula. Sedang Brigif lainnya yang masih di jajaran Kostrad adalah Brigif 6, Brigif 9, dan Brigif 13. Adapun Brigif di luar komando Kostrad, adalah Brigif 1/Jaya Sakti dari Kodam Jaya, dan Brigif 15/Kujang dari Kodam III/Siliwangi.

Brigif Linud 3 dan Brigif Linud 17 menginduk pada Divisi Infanteri 1 Kostrad, sementara Brigif Linud 18 menginduk pada Divisi Infanteri 2 Kostrad.

Brigif Linud 18/Trisula resmi berdiri tanggal 28 Juli 1966, dalam sebuah upacara kemiliteran di lapangan Sumber Alur Malang, yang dipimpin Deputy II Pangad Mayjen TNI Soerono.
Sejarah
Pada awal berdirinya, kesatuan baru didukung dua bataliyon, masing-masing adalah:
  • Yonif 530/Para (kemudian bernama Yonif Linud 502/Ujwala Yudha), dan
  • Yonif Linud 531/Bajra Yudha (kemudian bernama Yonif Linud 501/Bajra Yudha).
Dan karena pada umumnya kekuatan satu brigade itu adalah tiga bataliyon, maka untuk menggenapinya, kesatuan ini diperkuat lagi oleh Yonif Linud 401/Banteng Raiders (Semarang), pada tahun 1974. Namun sekitar tahun 1977, Yonif Linud 401/Banteng Raiders diserahkan kembali ke induk lamanya, yaitu Kodam IV/Diponegoro.
Sebagai gantinya ditetapkan Yonif 503/Mayangkara dari Kodam V/Brawijaya, yang bermarkas di Mojokerto. Untuk meningkatkan kualifikasi menjadi kesatuan lintas udara, perlu ada pelatihan khusus bagi personel Yonif 503. Setelah program pelatihan selesai, sebutan mereka menjadi Yonif Linud 503/Mayangkara.

Satuan Organik

Pada saat ini satuan-satuan organik di bawah Brigif Linud 18/Trisula terdiri dari:
  1. Yonif Linud 501/Bajra Yudha, berkedudukan di Madiun
  2. Yonif Linud 502/Ujwala Yudha, berkedudukan di Jabung, Malang
  3. Yonif Linud 503/Mayangkara, berkedudukan di Mojosari, Mojokerto
  4. Detasemen Markas, berkedudukan di Jabung, Malang
Markas Brigif ini juga berkedudukan di Jabung, Malang.

Operasi Trisula

Mungkin masyarakat kita masih ingat akan "Operasi Trisula", yakni sebuah operasi penumpasan sisa-sisa G 30 S/PKI, di daerah Blitar Selatan. Operasi itu memakai nama "Operasi Trisula" karena kesatuan inti yang digerakkan dalam operasi tersebut, berasal dari Brigif Linud 18/Trisula, di bawah pimpinan Kol Inf Witarmin.
Sebagai satuan Lintas Udara, Brigif Linud 18/Trisula termasuk pasukan yang ikut dalam operasi lintas udara, dalam rangka merebut kota Dili, Timor Timur, tanggal 7 Desember 1975 dini hari. Itu termasuk operasi pertama skala besar TNI, untuk menduduki Timtim. Operasi ini dipimpin Kol Inf Matrodji.

Slogan Kesatuan

Sesanti kesatuan ini adalah "Sarvatra Eva Yudha", yang artinya: dapat bertempur di mana saja, dalam segala cuaca dan arah.
dikutip dari wikipedia
Logo Brigade Infanteri 4/Dewa Ratna

Brigade Infanteri 4/Dewa Ratna kembali diaktifkan bersamaan diresmikannya 4 Brigif lainnya oleh KASAD Jenderal TNI Djoko Santoso pada tanggal 12 April 2007 di Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Brigif 4/Dewa Ratna dibekukan pada tahun 1984.

Brigif-4/Dewa Ratna merupakan satuan tempur yang berada dibawah komando langsung Kodam IV/Diponegoro. Brigif-4/Dewa Ratna sesuai TOP ROI 95 mempunyai susunan yang terdiri dari 1 Detasemen Markas yang dikomandani oleh seorang Mayor dan 3 Yonif yang dikomandani oleh seorang Mayor atau Letkol, sedangkan yang mengomandani Brigif 4/Dewa Ratna adalah seorang Kolonel. Pengaktifan kembali Brigif - 4/Dewa Ratna sebagai satuan tempur yang memperkuat Kodam IV/Diponegoro dalam rangka mengemban tugas pokok TNI AD

Semenjak diresmikan pada tanggal 12 April 2007 bersamaan dengan itu pula terjadi alih status untuk tiga batalyon infanteri dari Korem 071/Wijayakusuma ke Satuan Organik Brigif - 4/Dewa Ratna, ketiga batalyon tersebut adalah:
  1. Batalyon Infanteri 405/Surya Kusuma
  2. Batalyon Infanteri 406/Candra Kusuma dan
  3. Batalyon Infanteri 407/Padma Kusuma
dikutip dari Wikipedia
Logo Kabupaten Brebes
LOGO KABUPATEN BREBES
Keterangan :
Makna Lambang Daerah :
A.    Makna Bentuk dan Motif dalam Lambang :
1.    Daun lambang daerah yang berbentuk Dasar Segi Lima
Melambangkan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila, sedangkan Warna Biru menunjukan adanya Daerah Pantai dan Pegunungan. Puncak Segi Lima menunjukan puncak gunung sedangkan lengkung-lengkungnya menunjukan gelombang lautan.
2.    Makna dan motif – motif didalam lambang
a.    Bintang
Bintang bersudut lima berwarna kuning emas melambangkan bahwa masyarakat Brebes adalah makluk yang berKetuhanan Yang Maha Esa.
b.    Kapas dan Padi
Melambangkan Sandang Pangan
c.    Bentuk Bulat Telur serta Gambar Bawang Merah
Melambangkan bahwa Telur Asin serta gambar Bawang Merah merupakan hasil spesifik daerah.
d.    Lima Akar
Melambangkan bahwa rakyat dan Pemerintahan Daerah adalah Pelaksana Demokrasi Pancasila.
e.    Perpaduan antara Tujuh Belas Butir Padi, Delapan Buah Kapas Empat Puluh Lima Mata Rantai
Melambangkan titi mangsa Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945.
f.    Perpaduan Tiga Umbi Bawang Merah dan Lima Akar yang berwarna hitam, puncak bawang yang merupakan nyala api yang tak kunjung padam berjumlah lima.
Melambangkan kehidupan Demokrasi (Legislatif, Eksekutif, Yudikatif) yang harus dilaksanakan secara dinamis dalam bentuk Demokrasi Pancasila.
g.    Sebuah Pita Putih bergaris tepi Hitam yang menyambungkan padi dan kapas ditengahnya bertuliskan : Mangesti Wicara Ebahing Praja dengan warna hitam yang menunjukan bahwa Rakyat Brebes bertekad untuk membangun daerahnya guna mewujudkan kesejahteraan bersama dalam rangka membagun Bangsa dan Negara Kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
B.    Makna Warna
a.    Putih               : Kejujuran/kesucian
b.    Kuning Emas  : Kesatuan/keagungan/kemuliaan/kebijaksanaan
c.    Merah             : Keberanian
d.    Hijau              : Kemakmuran/kerukunan
e.    Hitam              : Keteguhan/keabadian
f.    Biru                 : Kedamaian/kesetiaan
C.    Sesanti
Sesanti Daerah adalah Mangesthi Wicara Ebahing Praja
(1)    Arti Sesanti Daerah kata demi kata adalah :
       a.    Mangesthi : Menuju, menginginkan, menghendaki, mengusahakan, bertekad.
       b.    Wicara : Bicara, cerita, riwayat, pembicaraan, rembug, musyawarah, mufakat, kebulatan tekad.
       c.    Ebah(ing) : Gerak, kegiatan, bekerja, membangun
       d.    Praja : Pemerintahan, Negara, kegiatan – kegiatan kenegaraan.
(2)    Arti keseluruhan sesanti daerah adalah bahwa rakyat bersama Pemerintah Daerah Brebes bertekad  (Mangesthi)      untuk membangun daerahnya guna mewujudkan kesejahteraan bersama dalam rangka membangun (Ebahing) Negara (Praja) dan Bangsa.
(3)    Arti Surya Sengkala Mangesthi Wicara Ebahing Praja
       -    Mangesthi     berwatak : 8
       -    Wicara         berwatak : 7
       -    Ebah (ing)     berwatak : 6
       -    Praja         berwatak : 1
Dengan demikian Magesthi Wicara Ebahing Praja mengandung makna tahun matahari/masehi :1678 tahun ini adalah berdirinya Pemerintahan Brebes dengan titi mangsa 18 Januari 1678 yang ditandai dengan dilantiknya Bupati Brebes yang pertama, yaitu Raden Arya Suralaya.
dikutip dari : http://brebeskab.go.id
Logo Kota Pekalongan
LOGO KABUPATEN PEKALONGAN
1. Dasar Hukum
Surat Keputusan DPRGR Kabupaten Pekalongan nomor 1/PD/DPRGR/II/1967 tentang Lambang Daerah tanggal 29 Agustus 1967 dan nomor 1/PD/DPRGR/II/1971 tentang Penggunaan Lambang Daerah tanggal 16 Pebruari 1971.
2. Bentuk, Isi Lambang, Ukuran serta Warna - Warnanya.
Lambang daerah Kabupaten Pekalongan berbentuk perisai bersayap dalam ukuran segi empat bujur sangkar dengan perbandingan panjang dan lebar 1:1. Dari atas kebawah berisikan lukisan-lukisan
  1. Bintang bersudut lima berwarna kuning emas.
  2. Perisai tiga warna, berurutan dari kiri ke kanan kuning, sawo matang 9 coklat muda dan coklat tua). Ukuran luas warna coklat muda setengah luas perisai.
  3. Ditengah perisai terlukis sebuah keris lurus terhunus berwarna hitam.
  4. Laut biru dan ikan berwarna putih.
  5. Padi warna kuning dengan daun berwarna hijau memangku perisai. Jumlah butiran padi sebelah kanan 23 biji sebelah kiri 22 biji jumlah keduanya 45 biji.
  6. Pita teratur berlukiskan batik jlamprang berisikan 8 ceplok bungan.
  7. Elar atau sawat (sayap berekpak) berwarna kuning bergaris hijau. Jumlah elar (bulu elar) sebelah kanan 9 helai sebelah kiri 8 helai, jumlah seluruh elar 17 helai.

3. Makna dan Isi Lambang.
  1. Bintang, melambangkan Ketuhanan yang Maha Esa mencerminkan bahwa warga / penduduk Kabupaten Pekalongan umumnya meyakini dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Sudut Lima pada Bintang, melambangkan Pancasila. Masyarakat di Kabupaten Pekalongan meyakini bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum dalam mengurus, mengatur dan membina daerah.
  3. Perisai Tiga Warna, melambangkan bahwa warga penghuni Kabupaten Pekalongan, terdiri dari warga negara yang berbeda asal, ras, kebangsaannya tetapi tetap bersatu padu. Warna kuning mewakili ras tionghoa, coklat muda ras asli Indonesia, dan coklat tua mewakili ras arab. Ras asli merupakan penghuni yang utama atau lajer (pokok). Dilukiskan di tengah perisai, melambangkan bahwa ras asli merupakan pihak yang merangkum kedua ras lainnya sehingga terjalain hubungan dalam kehidupan baik jasmaniah dan rohaniah.
  4. Keris, melambangkan jiwa patriotisme rakyat Kabupaten Pekalongan yang abadi, dalam membela dan membina serta membangun daerah maupun tanah air Indonesia.
  5. Laut dan Ikan, melambangkan bahwa sebagian kehidupan rakyat Kabupaten Pekalongan dari laut (nelayan).
  6. Padi Memangku Perisai, melambangkan kemakmuran daerah, serta merupakan sumber kehidupan serta makanan pokok rakyat. Jumlah butiran 45 biji melambangakan tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
  7. Pita Batik Jlamprang, melambangkan salah satu kesenian rakyat Kabupaten Pekalongan yaitu batik Pekalongan yang merupakan kehidupan rakyat. Ceplok bunga berjumlah 8 melambangkan bulan Agustus.
  8. Elar (sawat), melambangkan cita-cita rakyat yang dinamis, cinta damai, menuju arah keagungan daerah dan peri kehidupan yang adil dan makmur serta lahir dan batin.

MOTTO KABUPATEN PEKALONGAN

Untuk mendayagunakan kegiatan pembangunan daerah secara merata diperlukan suatu acuan untuk memotivasi, menggerakkan dan mengerahkan seluruh potensi masyarakat Kabupaten Pekalongan  Motto Kabupaten Pekalongan adalah Kota " SANTRI " merupakan singkatan dari Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapih dan Indah.
dikutip dari : http://www.pekalongankab.go.id
Logo Kabupaten Banjarnegara
LOGO KABUPATEN BANJARNEGARA
Kabupaten Banjarnegara, adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibukotanya namanya juga Banjarnegara. Kabupaten Banjarnegara terletak di antara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di Utara, Kabupaten Wonosobo di Timur, Kabupaten Kebumen di Selatan, dan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di Barat.

Geografi

Bentang alam berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis, wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

    Zona Utara, adalah kawasan pegunungan yang merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, Pegunungan Serayu Utara. Daerah ini memiliki relief yang curam dan bergelombang. Di perbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang terdapat beberapa puncak, seperti Gunung Rogojembangan dan Gunung Prahu. Beberapa kawasan digunakan sebagai obyek wisata, dan terdapat pula tenaga listrik panas bumi. Pada sebelah utara meliputi Kecamatan : Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Pagentan, Pejawaran, Batur, Karangkobar, Madukara
    Zona Tengah, merupakan zona Depresi Serayu yang cukup subur. Bagian wilayah ini meliputi Kecamatan : Banjarnegara, Madukara, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Wanadadi, Banjarmangu, Rakit
    Zona Selatan, merupakan bagian dari Pegunungan Serayu, merupakan daerah pegunungan yang berrelif curam. Meliputi Kecamatan : Pagedongan, Banjarnegara, Sigaluh, Mandiraja, Bawang, Susukan

Topografi

Topografi wilayah ini sebagian besar (65% lebih) berada di ketinggian antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara rinci pembagian wilayah berdasarkan topografi.

    Kurang dari 100 m dari permukaan air laut, meliputi luas 9,82 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Susukan dan Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwanegara dan Bawang.
    Antara 100 - 500 m dari permukaan air laut, meliputi luas 37,04 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Punggelan, Wanadadi, Rakit, Madukara, sebagian Susukan, Mandiraja, Purwanegara, Bawang, Pagedongan, Banjarmangu dan Banjarnegara.
    Antara 500 -1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 28,74% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Banjarnegara, Pagedongan dan Banjarmangu.
    Lebih dari 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 24,40% dari seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan Pejawaran, Batur, Wanayasa, Kalibening, Pandanarum, Karangkobar dan Pagentan.

Sungai Serayu mengalir menuju ke Barat, serta anak-anak sungainya termasuk Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sumber irigasi pertanian.

Wilayah kabupaten Banjarnegara memiliki iklim tropis, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun, serta suhu rata-rata 20°- 26° C.
Pembagian administratif

Kabupaten Banjarnegara terdiri atas 20 kecamatan, yang dibagi lagi atas 273 desa dan 5 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Banjarnegara.

Kota-kota kecamatan yang cukup signifikan adalah: Mandiraja dan Klampok.
dikutip dari wikipedia
Logo kabupaten Aceh Barat
Kabupaten Aceh Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum pemekaran, Aceh Barat mempunyai luas wilayah 10.097.04 km² atau 1.010.466 Ha dan merupakan bagian wilayah pantai barat dan selatan kepulauan Sumatera yang membentang dari barat ke timur mulai dari kaki gunung Geurutee (perbatasan dengan Aceh Besar) sampai ke sisi Krueng Seumayam (perbatasan Aceh Selatan) dengan panjang garis pantai sejauh 250 km. Sesudah dimekarkan luas wilayah menjadi 2.927,95 km².

Wilayah bagian barat Kerajaan Aceh Darussalam mulai dibuka dan dibangun pada abad ke-16 atas prakarsa Sultan Saidil Mukamil (Sultan Aceh yang hidup antara tahun 1588-1604), kemudian dilanjutkan oleh Sultan Iskandar Muda (Sultan Aceh yang hidup tahun 1607-1636) dengan mendatangkan orang-orang Aceh Rayeuk dan Pidie.

Daerah ramai pertama adalah di teluk Meulaboh (Pasi Karam) yang diperintah oleh seorang raja yang bergelar Teuku Keujruen Meulaboh, dan Negeri Daya (Kecamatan Jaya) yang pada akhir abad ke-15 telah berdiri sebuah kerajaan dengan rajanya adalah Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah dengan gelar Poteu Meureuhom Daya.