Wednesday, October 1, 2014

Saturday, November 30, 2013

Logo Brigade Infanteri 7/Rimba Raya
Brigade Infanteri 7/Rimba Raya adalah satuan brigade infanteri di bawah Kodam I/Bukit Barisan, yang bersama 4 Brigif lainnya diresmikan kembali oleh KASAD Jenderal TNI Djoko Santoso pada tanggal 12 April 2007. Brigif ini bermarkas komando di Desa Galang Barat, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Saat ini Brigif 7/Rimba Raya dikomandani oleh Kolonel Inf Sachono SH Dan Kasbrigif 7/RR Letkol Inf Wawan Hermawan.

Brigif 7/Rimba Raya awalnya terbentuk pada tanggal 30 April 1962 namun kemudian Brigif 7/Rimba Raya dilikuidasi berdasarkan Surat Perintah Pangdam II/Bukit Barisan Nomor Sprin/211/XII/1984 tanggal 7 Desember 1984.

Dhuaja

Brigif 7/RR memiliki lambang satuan Dhuaja “RIMBA RAYA”. Arti lambang satuan tersebut adalah mencerminkan sifat-sifat prajurit yang berjiwa luhur meliputi: kesetian, kepatuhan, keberanian, mahir dan kejujuran di segala lapangan; ketetapan hati/kebulatan tekad dan keluhuran budi untuk mencapai kemenagan dan kejayaan bangsa dan negara; sebagai salah satu pasukan tempur dalam melaksanakan tugas sebagai pembela nusa dan bangsa/bhayangkari negara harus dapat menyesuaikan daya upaya dengan dasar-dasar keperwiraan dan berpedoman kepada Sapta Marga serta Sumpah Prajurit.

Batalyon organik

Sebagai tindak lanjut diaktifkannya kembali Brigif 7/Rimba Raya Kodam I/BB oleh KASAD dan sekaligus melantik pejabat dan Brigif-7/Rimba Raya pada tanggal 12 April 2007 yang lalu, maka pada hari Senin tanggal 30 April 2007 telah dilaksanakan upacara pengalihan Komando Pengendalian 3 Yonif yaitu:
  • Yonif 121/Macan Kumbang dan Yonif 122/Tombak Sakti yang semula dibawah kendali Korem 022/Pantai Timur dan
  • Yonif 125/Simbisa yang semula dibawah kendali Korem 023/Kawal Samudera.
dikutip dari Wikipedia
Logo Brigif Linud 19
Logo Brigif Linud 19
Dalam jajaran Kostrad, terdapat tiga Brigade Infanteri (Brigif) berkualifikasi lintas udara (linud), masing-masing adalah Brigif Linud 3/Tri Budi Mahasakti, Brigif Linud 17/Kujang I, dan Brigif Linud 18/Trisula. Sedang Brigif lainnya yang masih di jajaran Kostrad adalah Brigif 6, Brigif 9, dan Brigif 13. Adapun Brigif di luar komando Kostrad, adalah Brigif 1/Jaya Sakti dari Kodam Jaya, dan Brigif 15/Kujang dari Kodam III/Siliwangi.

Brigif Linud 3 dan Brigif Linud 17 menginduk pada Divisi Infanteri 1 Kostrad, sementara Brigif Linud 18 menginduk pada Divisi Infanteri 2 Kostrad.

Brigif Linud 18/Trisula resmi berdiri tanggal 28 Juli 1966, dalam sebuah upacara kemiliteran di lapangan Sumber Alur Malang, yang dipimpin Deputy II Pangad Mayjen TNI Soerono.
Sejarah
Pada awal berdirinya, kesatuan baru didukung dua bataliyon, masing-masing adalah:
  • Yonif 530/Para (kemudian bernama Yonif Linud 502/Ujwala Yudha), dan
  • Yonif Linud 531/Bajra Yudha (kemudian bernama Yonif Linud 501/Bajra Yudha).
Dan karena pada umumnya kekuatan satu brigade itu adalah tiga bataliyon, maka untuk menggenapinya, kesatuan ini diperkuat lagi oleh Yonif Linud 401/Banteng Raiders (Semarang), pada tahun 1974. Namun sekitar tahun 1977, Yonif Linud 401/Banteng Raiders diserahkan kembali ke induk lamanya, yaitu Kodam IV/Diponegoro.
Sebagai gantinya ditetapkan Yonif 503/Mayangkara dari Kodam V/Brawijaya, yang bermarkas di Mojokerto. Untuk meningkatkan kualifikasi menjadi kesatuan lintas udara, perlu ada pelatihan khusus bagi personel Yonif 503. Setelah program pelatihan selesai, sebutan mereka menjadi Yonif Linud 503/Mayangkara.

Satuan Organik

Pada saat ini satuan-satuan organik di bawah Brigif Linud 18/Trisula terdiri dari:
  1. Yonif Linud 501/Bajra Yudha, berkedudukan di Madiun
  2. Yonif Linud 502/Ujwala Yudha, berkedudukan di Jabung, Malang
  3. Yonif Linud 503/Mayangkara, berkedudukan di Mojosari, Mojokerto
  4. Detasemen Markas, berkedudukan di Jabung, Malang
Markas Brigif ini juga berkedudukan di Jabung, Malang.

Operasi Trisula

Mungkin masyarakat kita masih ingat akan "Operasi Trisula", yakni sebuah operasi penumpasan sisa-sisa G 30 S/PKI, di daerah Blitar Selatan. Operasi itu memakai nama "Operasi Trisula" karena kesatuan inti yang digerakkan dalam operasi tersebut, berasal dari Brigif Linud 18/Trisula, di bawah pimpinan Kol Inf Witarmin.
Sebagai satuan Lintas Udara, Brigif Linud 18/Trisula termasuk pasukan yang ikut dalam operasi lintas udara, dalam rangka merebut kota Dili, Timor Timur, tanggal 7 Desember 1975 dini hari. Itu termasuk operasi pertama skala besar TNI, untuk menduduki Timtim. Operasi ini dipimpin Kol Inf Matrodji.

Slogan Kesatuan

Sesanti kesatuan ini adalah "Sarvatra Eva Yudha", yang artinya: dapat bertempur di mana saja, dalam segala cuaca dan arah.
dikutip dari wikipedia
Logo Brigade Infanteri 4/Dewa Ratna

Brigade Infanteri 4/Dewa Ratna kembali diaktifkan bersamaan diresmikannya 4 Brigif lainnya oleh KASAD Jenderal TNI Djoko Santoso pada tanggal 12 April 2007 di Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Brigif 4/Dewa Ratna dibekukan pada tahun 1984.

Brigif-4/Dewa Ratna merupakan satuan tempur yang berada dibawah komando langsung Kodam IV/Diponegoro. Brigif-4/Dewa Ratna sesuai TOP ROI 95 mempunyai susunan yang terdiri dari 1 Detasemen Markas yang dikomandani oleh seorang Mayor dan 3 Yonif yang dikomandani oleh seorang Mayor atau Letkol, sedangkan yang mengomandani Brigif 4/Dewa Ratna adalah seorang Kolonel. Pengaktifan kembali Brigif - 4/Dewa Ratna sebagai satuan tempur yang memperkuat Kodam IV/Diponegoro dalam rangka mengemban tugas pokok TNI AD

Semenjak diresmikan pada tanggal 12 April 2007 bersamaan dengan itu pula terjadi alih status untuk tiga batalyon infanteri dari Korem 071/Wijayakusuma ke Satuan Organik Brigif - 4/Dewa Ratna, ketiga batalyon tersebut adalah:
  1. Batalyon Infanteri 405/Surya Kusuma
  2. Batalyon Infanteri 406/Candra Kusuma dan
  3. Batalyon Infanteri 407/Padma Kusuma
dikutip dari Wikipedia

Saturday, November 9, 2013

Logo Korem 043 Garuda Hitam
Logo Korem 043 Garuda Hitam
Request Logo by Novi Alim Murdani
Arti Lambang Burung Garuda Hitam pada logo Korem 043/Gatam

a.     Burung Garuda berwarna Hitam dengan mata berwarna merah yang menatap kelangit mengadung arti: Sebagai simbul kuasa dan pelindung yang gagah beranidengan selalu tunduk dan taat kepada yang diatas/Tuhan Yang Maha Esa.

b.  Tulisan NAJAGA SATYA EKA NEGARA yang berwarna hitam dengan dasar berwarna merrah mengadung arti: Selalu siap sedia/setia menjaga "SATU" yaitu Kesatuan Negara Republik Indonesia.

c.     Bulu-bulu pada leher sebanyak 19 helai dan bulu-bulu pada sayap, kaki kiri dan kanan sebanyak 62 helai yang mengandung arti : 1962 menandakan Tahun berdirinya Korem 043/Gatam tahun 1962.

d.     Bulu pada ekor sebanyak 5 helai mengandung arti dasar negara yaitu Pancasila.

e.     Bentuk gambar perisai dengan gambar Propinsi Lampung berwarna kuning dengan dasar berwarna biru melambangkan kebesaran wilayah Propinsi Lampung dibawah pertahanan Korem 043/Gatam yang siap mempertahankan wilayah, baik darat,laut maupun udara.

f.    Gambar bunga pakis dibawah kiri kanan kaki burung Garuda Hitam melambangkan kekuatan mental dalam menghadapi segala tantangan sebagaimana filosofi yang dimiliki bunga pakis yang berarti tak lapuk karena hujan tak lekang karena panas.

g.  Silang senjata LE berikut dengan sangkur terhunus melambangkan kekuatan kesatuan resimen Infanteri/TNI yang ada pada waktu dulu bahu membahu bersama masyarakat mempertahankan wilayah Lampung dari serangan penjajah. 

dikutip dari :korem-043-gatam.mil.id

Friday, November 1, 2013

Logo Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan
Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan (sering disingkat Kodam I, Kodam Bukit Barisan, Kodam I/Bukit Barisan atau Kodam I/BB), dulunya bernama Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan, merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau. Pangdam I/Bukit Barisan yang sekarang menjabat adalah Mayjen TNI Burhanuddin Siagian (mantan Danseskoad), menggantikan Mayjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus yang diangkat sebagai Dankodiklat TNI AD.

Pada 30 September 1945, pemuda-pemudi yang mencintai Kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 membentuk organisasi-organisasi massa. Seperti di Aceh berdiri Ikatan Pemuda Indonesia (IPI), di Medan Barisan Pemuda Indonesia (BPI), di Sumatera Barat, Pemuda Republik Indonesia (PRI) dan di Riau Pemuda Indonesia (PI). Organisasi-organisasi massa yang banyak berdiri itulah di antaranya menjelma menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Artikel di kutip dari Wikipedia